Tomat Rasa Kurma |
REPUBLIKA.CO.ID, BREBES - Tomat rasa kurma atau biasa
dikenal dengan nama torakor menjadi cemilan favorit warga Kabupaten
Brebes, Jawa Tengah, saat bulan Ramadhan. Rasanya yang legit membuat
warga menjadikannya sebagai makanan pembuka saat berbuka puasa.
Menurut
perajin torakor Asep Sopari (50), warga Dukuh Wringin, Kecamatan
Wanasari, Kabupaten Brebes, di Brebes, Rabu, penjualan panganan
berbahan dasar buah tomat tersebut semakin meningkat saat Ramadhan,
bahkan hingga usai Lebaran torakor semakin laris diburu pembeli.
"Jika
hari biasa kami memproduksi torakor antara 20-30 kilogram tomat,
sementara pada bulan Ramadhan kami mengolah sekitar satu kuintal tomat
menjadi torakor," katanya.
Ia mengatakan, ide pembuatan torakor
muncul akibat melimpahnya buah tomat di wilayah tersebut, bahkan jika
sedang panen raya harganya hanya Rp500 per kilogram, sehingga muncul
ide untuk mengolah buah kaya vitamin tersebut menjadi panganan yang
mempunyai nilai jual tinggi.
Selain bahan bakunya mudah didapat,
katanya, proses pembuatan panganan torakor juga tidak sulit, yakni buah
tomat segar yang telah dicuci bersih lalu ditusuk-tusuk menggunakan
garpu, setelah tusukan merata buah tomat selanjutnya direndam dengan
air kapur sirih selama dua jam.
"Buah tomat tersebut selanjutnya
dibuang bijinya, kemudian rebus selama dua jam bersama gula pasir
dengan perbandingan lima kilogram tomat campur dengan satu kilogram
gula pasir, setelah matang angkat lalu tiriskan selama satu malam,
kemudian paginya dijemur di bawah sinar matahari selama dua sampai tiga
hari hingga kadar air berkurang, " katanya.
Setelah proses
penjemuran, katanya, torakor dapat langsung dibentuk seperti buah kurma
kemudian dikemas dalam plastik. Selain rasanya seperti kurma tanpa
biji, bentuknya juga menyerupai buah kurma sehingga tidak sedikit
pembeli yang mengira torakor adalah buah kurma.
"Jika harga tomat
sedang anjlok satu kilogram torakor dijual Rp10 ribu, sedangkan bila
harga tomat naik seperti saat ini yang mencapai Rp 4.000 per kilogram,
maka harga torakor juga ikut naik menjadi Rp 15.000 per kilogram,"
katanya.
Menurut perajin yang mengeluti usaha pembuatan torakor
sejak 2006 tersebut, hingga kini pemasaran torakor masih di wilayah
Brebes dan sekitarnya, seperti di swalayan dan toko-toko pusat jajanan
di sepanjang jalur Pantura Brebes.
"Selain mencantumkan izin
dari dinas kesehatan setempat, saya juga mencantumkan masa kedaluwarsa
selama empat bulan, sehingga para pembeli menjadi lebih nikmat saat
mengonsumsi torakor baik untuk berbuka puasa, ataupun cemilan
sehari-hari," katanya.
Sementara itu, Lukmansyah (27), warga
Bumiayu, Brebes, mengaku sangat menyukai torakor, apalagi saat puasa
seperti sekarang, hampir setiap berbuka puasa selalu menyantap torakor
terlebih dahulu sebagai cemilan pembuka berbuka.
Ia mengatakan,
setiap Ramadhan sengaja pergi ke Alun-Alun Brebes untuk membeli sekitar
lima hingga tujuh kilogram torakor sekaligus, karena sebagai
persediaan berbuka puasa selama Ramadhan. "Selain rasanya manis seperti
kurma, torakor juga sangat legit dan nikmat sehingga menjadi cemilan
favorit siapa saja, baik anak-anak ataupun orang dewasa menyukai
panganan tersebut," katanya.
Bahan:
1000 gr tomat merah ukuran sedang200 gr gula pasir1 sdt kapur sirih
Cara membuat:
1.
Rendam tomat bersama kapur sirih selama 2 jam, letakkan tomat
di telapak tangan, tekan dengan ke dua belah tangan hingga biji
tomat keluar, cuci bersih.
2. Susun tomat dalam panci, taburkan gula pasir di atasnya, tutup, diamkan selama semalam hingga keluar air.
3. Masak tomat dengan api kecil hingga air habis dan kering (jangan sampai gosong), angkat, dinginkan.
5. Jemur tomat di atas terik matahari selama 3-4 hari hingga kering seperti kurma.
Untuk 200 gram
Cara membuat oleh tabloidnova.com