Iwan Fals kecam Koruptor |
He’s back. Ya, dia kembali. Kembali nakal. Nakal dalam lirik, nakal bernyanyi. Iwan Fals kembali menunjukkan kegelisahannya atas prahara korupsi di negeri kaya ini. Saya merasa gembira, merasa senang, dan kembali merasa seperti di tahun 80-an dan 90-an, di mana dalam setiap hari suara Iwan Fals mengisi hari-hariku. Di mana setiap bulan saya ke toko kaset hanya untuk mencari album lagu-lagu lawas dan terbaru Iwan Fals guna melengkapi koleksi kaset Iwan Fals di lemari kasetku. Sungguh perasaan itu kembali lagi, meski dalam suasana yang jauh lebih modern.
Rekening Gendut |
Terakhir Iwan Fals merilis album berjudul “Keseimbangan” empat tahun silam (2009). Album tersebut berisi tentang hubungan manusia dengan alam, tentang manusia dengan lingkungannya. Tetap easy listening, dengan suara khasnya. Namun pada album “Raya” ini sungguh berbeda 180 derajat. Style lagu Iwan Fals yang sarkastis, nyeleneh, nyinyir, serta mengandung pemberontakan, kemarahan, kegelisahan dan keresahan, kini kembali. Semua atribut khas yang melekat dalam setiap lagu-lagunya dapat kita nikmati kembali di album “Raya”.
Penuh kritikan yang menghunjam di ulu hati. Telinga para koruptor pasti akan panas jika mendengar lagu itu. Lagu identitas diri itu dapat kita jumpai pada lagu yang berjudul “Rekening Gendut”. Lagu ini mengingatkanku pada lagu “Tikus-tikus Kantor”, yang mengandung sarkasme luar biasa terhadap perilaku koruptif di republik ini. Pernah suatu hari Iwan Fals berujar soal lagu-lagu super kritisnya itu. Dia mengatakan: “Kritik itu bukan ciri khas tapi kayak udara yang kita butuhkan untuk hidup. Saya berekspresi saja. Tanggung jawab saya hanya menghayati kehidupan, dan mengekspresikan apa itu cinta dan kritik sosial.”
Fase kemarahan yang dulu hilang kini kembali lagi. Iwan Fals kini betul-betul marah dan kecewa melihat kondisi bangsa yang semakin carut-marut akibat korupsi yang semakin menggurita dan tak tahu kapan berakhirnya. Apakah setelah mendengar lagu Iwan Fals atau nanti setelah malaikat Israfil meniup terompetnya sebagai akhir eksistensi dunia ini? Berikut secuplik lirik lagu “Rekening Gendut”: Rekening gendut gedibal-gedibel. Rekening gendut nasi dan sambel. Diusut-usut ya tetap gendut. Rekening gendut bak benang kusut. Rekening gendut semakin gendut. Mungkin yang ngusut rekeningnya gendut. Rekening gendut kentut tak berbunyi. Tapi baunya busuk sekali.
sumber disini
sumber disini
★★ Lirik Iwan Fals - Rekening Gendut ★★
Rekening gendut
Rekening gendut yang bisa kentut
Kebanyakan ngemil
Daging rakyat dicuil-cuil
Di koran-koran di televisi
Lucu namanya nggak lucu akibatnya
Rekening gendut kentut tak berbunyi
Tapi baunya busuk sekali
Ia cuma kertas
Degan halaman berlembar-lembar
Keluar masuk duit
Sulit terlihat karena dikempit
Angka-angka terus memuai
Entah darimana singgah di mana
Transaksi gelap di dunia perbankan
Rahasia umum atas nama kepentingan umum
PNS muda mungkin juga yang tua
Golongan 3B sampai level menteri
TNI Polri juga tak terkecuali
Entah bagaimana dengan presidennya
Wakil rakyatnya rekening gendut
Jaksa dan hakim rekening gendut
Wartawannya rekening gendut
Kalo yang nyanyi rekeningnya pas-pasan
Rekening gendut gedibal-gedibel
Jembatan roboh kalau dia berjalan
Rekening gendut nasi dan sambel
Sepiring tak cukup lalu ke jamban
Diusut-usut ya tetap gendut
Rekening gendut bak benang kusut
Rekening gendut semakin gendut